KABAR

KABAR
Home » , , , , » Pidato Hari Ulang Tahun Forum komunikasi siswa progresif KE III

Pidato Hari Ulang Tahun Forum komunikasi siswa progresif KE III

"Saatnya Kesadaran Menghidupkan Militansi Kerja Menggerakkan Persatuan Menuju cita-cita"
fksp fhoto bersama


Polman 24 November 2011
Kawan-kawan Kader FKSP,
Tidak terasa kini memasuki usia yang ke-3 tahun, sejak pendiriannya di tahun 2009. Usia yang terus bertambah tentunya mengandung harapan berkembangnya kemampuan dan kekuatan organisasi untuk menggapai cita-cita Pendidikan Gratis Sepenuhnya, Ilmiah, Demokratis dan Bervisi Kerakyatan. Cita-cita itu, kita rasakan semakin relevan di tengah situasi dunia pendidikan yang tak henti dihantam berbagai bentuk kapitalisasi, ekploitasi, hingga bentuk KKN (Kolusi Korupsi dan Nepotisme) dll, dan dengan bergantian  melanda pendidikan di berbagai dunia.
Pemahaman akan situasi dunia pendidikan yang tak henti dihantam berbagai bentuk kapitalisasi, ekploitasi, hingga bentuk KKN (Kolusi Korupsi dan Nepotisme) saat ini, dan pilihan strategi dan taktik apa yang harus diambil, ternyata tidak otomatis disadari oleh siswa yang menjadi agen pendorong perubahan, dimana kita harapkan akan bergerak memperjuangkan cita-cita kita. Tanpa kesadaran atas diri kita, dunia pendidikan, dan bagaimana kita harus bertindak maka sikap kita sebagai siswa berhadapan dengan berbagai bentuk eksploitasi pendidikan yang akan selalu menyertainya ternyata bisa berbentuk sikap yang pasif dan merasa tidak berdaya.
Kawan kawan seperjuangan 
Pendidikan pada dasarnya adalah mencerdasakan kehidupan anak bangsa. Realitas pendidikan saat ini berada dalam genggaman pemilik modal/Kapitalisme. Terbukti saat ini pendidikan menjadi ajang komoditas (barang dagang) bagi kapitalisme itu sendiri, yaitu dengan adanya komersialisasi pendidikan. Sehingga pendidikan tidak lagi dapat dirasakan oleh semua Manusia karena begitu mahal harganya. Sistem yang dipakai Kapitalisme saat ini adalah sistem Neoliberalisme, berbagai sektor seperti industri, kesehatan, pertambangan, mineral, pertanahan, Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik, air minum, transportasi, telekomunkasi, dan khususnya pendidikan menjadi sasaran empuk Kapitalisme dengan cara membuka pasar bebas yang mudah dikelolah demi mencapai modal dan keuntungan yang setinggi – tingginya, semua sektor yang dikusai saat ini hampir seluruhnya diprivatisasi oleh Kapitalisme terutama bagi Negara – negara dunia ketiga. Sehingga setiap rakyat yang ingin mengeyam pendidikan tersebut sangatlah jauh dari harapan.
Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) menyebutkan jumlah anak yang rentan putus sekolah masih sekitar 4,5 juta jiwa yang membuat rasio partisipasi pendidikan penduduk Indonesia baru sebesar 68,4% dan tingkat pendidikan Indonesia rata-rata hanya sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sekitar 75-80% pelajar setingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Akhir (SMA) putus sekolah. Sekitar 60% pelajar setingkat SMU tak mampu melanjutkan ke bangku perguruan tinggi. Sekitar 14,6 juta (12,1%) penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas ditemui buta huruf. Human Development Index (HDI)/Indeks Pembangunan Manusia juga menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-111. Kemudian kemampuan seperti membaca, laporan yang dikeluarkan UNDP pada Human Development Report 2005, Indonesia menduduki peringkat 110 dari 177 negara di dunia. Bahkan yang lebih ironisnya peringkat tersebut justru semakin menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun 1997 HDI Indonesia berada pada peringkat 99. Lalu menjadi peringkat 102 pada tahun 2002, dan kemudian merosot kembali menjadi peringkat 111 pada tahun 2004.
Munculnya kurikulum berbasis kompetensi yang diciptakan Negara hingga hari ini mudah-mudahan juga tidak luput dari Kesadaran kita yang menjadi dasar untuk Menghidupkan Militansi dalam Kerja-kerja Menggerakkan Persatuan Menuju cita-cita, dimana kurikulum yang berbasis kompetensi ini menjadi salah satu penciptaan karakter individu manusia yang siap bersaing, individual, dan apatis. Tidak kemudian memunculkan rasa kepemilikan bersama. Tingkat kecerdasan dan kepintaran seseorang diukur hanya dengan mengikuti prosesi yang disebut dengan Ujian. Teori dikelas juga sangat jarang ditemui yang sesuai dengan kondisi sosial Masyarakat hari ini.
Adapun badan birokrasi bernama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) hingga hari ini tidak mampu menyelesaikan persoalan pendidikan yang ada. Namun, tidak lain juga sebagai kaki tangan dari kapitalisasi pendidikan saat ini, terbukti dengan adanya kualitas pendidikan yang masih jauh dari kemampuan masyarakat Indonesia serta mahalnya biaya pendidikan.
Oleh karena itu kita sebagai organisasi massa walaupun masi sangat kecil yang dihujani berbagai bentuk propaganda borjuis sekali lagi kita tetap menjadi siswa yang progresif dan militan membangun benteng-benteng kanter hegemoni terhadap hujan propaganda borjuis. Ini terbukti dengan jumlah keanggotaan kita yang terus mengalami kuantitas dan kulaitas baik dari segi propaganda melalui jejaring internet seperti facebook, tulisan di meding sekolah, turut serta dalam aksi-aksi, hingga kegiatan-kegiata seperti baksos yg sedang kita laksanakan hari ini; Rekruitmen, melalui pendidikan-pendidikan hingga menjadi anggota yg kemudian membangun hegemoni seperti diskusi-diskusi yang menyatukan kesepahaman diantara anggota maupun calon anggota yang akan menjadikan benteng-benteng yang kokoh hingga hujan linggis propaganda borjuis-pun tak dapat menembusnya.  Dan mudah mudahan dalam ulang tahun FKSP  yang ke tiga ini semakin massif dalam meningkatkan dan mengajarkan bagaimana seharusnya seorang pelajar bisa belajar bersama, mendapatkan prestasi baik bersama, dan mengaplikasikan ilmunya bersama – sama dengan masyarakat sesuai kondisi objektif, sehingga tidak muncul kesenjangan akademik, individual, dan bersaing antar pelajar serta melahirkan solidaritas diantara mereka dan melahirkan karakter – karakter Pelajar berwatak kerakyatan. Karena Pendidikan sejatinya adalah untuk mencerdaskan kehidupan setiap Manusia, dan siapapun berhak mendapatkan pendidikan tersebut tanpa terkecuali. Jika pendidikan menjadi barang dagang dan pembodohan saat ini, sudah sepantasnya kita untuk tidak tinggal diam, bangkit dan melawan! Dan tentunya Kesadaranlah Menghidupkan Militansi Kerja Menggerakkan Persatuan Menuju cita-cita




Selamat merayakan hari ulang tahun yang ke tiga, Saatnya Kesadaran Menghidupkan Militansi Kerja Menggerakkan Persatuan Menuju cita-cita


POLMAN, 24 November 2011

FORUM KOMUNIKASI
SISWA PROGRESSIF
(FKSP)
Ketua Nasional
Sekretaris Jenderal
 
ttd
(M. J A B B A R)
 
ttd
(H A R I S)

0 komentar:

Posting Komentar